Ahlan Wa Sahlan

----------------------------------------------------

21 April 2009

KAMMI MENGABDI, MUNGKINKAH?

Oleh: Izzat Harokatuljihad

Salam Mahasiswa..!!
Sepanjang sejarah, KAMMI telah menggoreskan tinta perubahan sejak kelahirannya di Malang tanggal 29 Maret 1998. Militansi, Idealisme, tertanam menghujam dalam sanubari untuk menuntaskan cita-cita perubahan yang diusung,namun seiring berjalannya roda organisasi KAMMI saat ini, regenerasi kepengurusan selama 6 kali, memiliki ciri khas yang berbeda-beda.

Banyak yang mengatakan KAMMI saat ini telah bergeser dari cita-cita perjuangannya, idealisme pun luntur, seolah-olah tidak jauh berbeda dengan organisasi Mahasiswa lainnya, contoh saja HMI, PMII, diawal kepengurusannya begitu bersemangat, menentang kebijakan-kebijakan pemerintah yang bertolak belakang dengan rakyat, semuanya perjuangan untuk rakyat, dengan semangat idealisme yang tinggi untuk membangun masyarakat madani. Namun pasca berjalannya kepengurusan, regenerasi kepengurusan, bergantinya pemerintahan, dan berkecimpungnya kader-kader KAMMI di ranah politik praktis, ternyata menyisakan lunturnya idealisme yang terjadi di tubuh KAMMI.

Pertanyaan yang sering beredar dimasyarakat saat ini, "dimana KAMMI, bagaimana KAMMI sekarang? Kok tidak demo lagi seperti tahun 1998, kok tidak kritis lagi dengan kebijakan-kebijakan pemerintah saat ini menaikan harga BBM, kok diem aja? apa karena udah dapet dana? lalu berarti sama saja donk dengan HMI, PMII?" yah..itulah realita masyarakat, lalu apa jawaban kader KAMMI,"momentumnya sudah berbeda, saatnya melalui jalur diplomasi". Sungguh berbeda ketika dahulu, Jawaban yang terlontar
"besok kita aksi !".

Lalu apakah KAMMI akan mengabdi pada negara ini? atau akan menelurkan para pengabdi yang sama dengan "organisasi lain" yang menghasilkan para koruptor, penjilat, dan lain-lain. Dan apakah KAMMI akan menggadaikkan ideologinya karena politik praktis yang saat ini pragmatis untuk meraup keuntungan, atau ideologi KAMMI sudah bergeser sedikit demi sedikit karena tergiur dengan "asesoris politik". ditunggu masukkan dan pendapatnya.

Tidak ada komentar: