Ahlan Wa Sahlan

----------------------------------------------------

24 Februari 2009

Meraih Kemenangan, Bukan Mencari Kemenangan

"Aku bukan seorang pejuang ataupun pahlawan, bukan pula seorang penguasa. Tetapi aku seorang pemenang yang pasti meraih kemenangan bukan pecundang yang mencari-cari kemenangan. " (Syifa 'U Rachman)

Mungkin kita lupa atau tak pernah menyadari, betapa kita adalah manusia-manusia pilihan yang telah ditakdirkan sebagai pemenang. Dijelaskan dalam ilmu kedokteran, ribuan bahkan jutaan sperma berlomba-lomba untuk membuahi sebuah ovum saja disaat proses penciptaan manusia seperti yang didokumentasikan pada film Harun Yahya pula. Contoh kecil itu menggambaran manusia adalah pilihan dari sekian pilihan untuk menjadi pemenang di kehidupan dunia ini.

Kemenangan untuk menjadi pemenang memang tidak mudah untuk diraih seperti membalikan telapak tangan, begitu banyak proses yang mesti dihadapi. Tapi yang paling penting adalah perjuangan dan usaha nan gigih dalam meraih kemenangan bukan dengan mencari-carinya. Kekalahan umat islam di masa lalu seharusnya menjadi pukulan bagi kita di masa krisis multidimensi sekarang ini. Umat seharusnya berpikir dan bersatu mewujudkan kemenangan bagi kemaslahatan umat itu sendiri bukan lagi mempersoalkan hal-hal yang kecil dan meperdebatkan hal-hal yang telah jelas hukumnya. Merenungi dan memperbaiki kesalahan di masa lalu merupakan langkah awal pemenang untuk meraih kemenangan umat islam kembali. Pelajaran berharga pertama yang mesti dipetik dari kisah umat masa lalu adalah menguatkan kembali sendi-sendi fundamental dari umat islam, yang tidak boleh kita anggap remeh.

Hal ini menjadi dasar untuk membentuk dan menguatkan umat yang tersekat-sekat untuk menjadi satu-kesatuan yang kokoh. Pelajaran kedua adalah kedisiplinan dalam melalui segala proses menuju pencapaian kemenangan, karena kedisiplinan memberikan orientasi terhadap aspek-aspek pokok segala hal, baik dalam syarat kemenangan, kedisiplinan juga menggambarkan kegigihan kita dalam meraih kemenangan. Terakhir, pelajaran yang mesti kita ambil, kesabaran dari dalam diri, tapi ingat sabar bukan berati menunggu dan diam tetapi harus terus bergerak.

Islam telah kehilangan sosok jiwa pemenang dari diri-diri umat. Pemilihan Presiden Amerika memang sudah berlalu beberapa waktu lalu, tapi banyak hikmah dan proses yang mesti diambil. Salah satunya adalah terpilihnya Barrack Obama sebagai Presiden Amerika, memberikan secercah harapan baru bagi negaranya, bagaikan sebuah lilin yang menerangi kegelapan. Icon pemuda yang melekat pada dirinya memberikan gambaran dan pelajaran penting bagi kita pemuda Indonesia, terlebih bagi pemuda islam. Pemuda islam semestinya menjadi sosok pelopor kebangkitan dalam meraih kemenangan, mereka harus bangun dari tidurnya yang lelap, sadar dari nyamannya hidup dunia yang serba fana , dan berdiri tegak menyonsong perubahan, serta melompat tinggi meraih kemenangan.

Syarat yang penting dalam meraih kemenangan adalah jangan jadikan kemenangan sebagai alat untuk saling menjatuhkan tetapi sebagai sebuah timbangan mewujudkan keadilan untuk kepentingan bersama, kemenangan bukan alat kekuasaan bagi kelompok, kemenangan bukan menjadikan kesombongan, kemenangan bukan pula akhir dari segala pencapain. Kemenangan merupakan kebangkitan untuk meraihnya bukan sebagai pencundang yang hanya mencari-cari dan menikmati buah hasil kemenangan, karena kita telah bosan dipimpin oleh para pecundang tersebut. Ingatlah arah dan tujuan kita meraih kemenangan jangan sampai berubah, langkah harus semakin tegak, karena kemenangan adalah kepastian, bangkitkan semangat karena kitalah pelopor kemenangan itu.

Oleh Syifa 'U Rachman ( Staf HUMAS KAMMI UIN Jakarta 2008-2009)

Tidak ada komentar: